Sabtu, 22 Januari 2011

Ciri - CIri Cinta Sejati

Ciri - CIri Cinta Sejati
Komunikasi
Komunikasi yang nyambung sangat penting dalam sebuah hubungan. Jika merasa sulit menemukan topik pembicaraan dengannya, atau hal-hal penting dalam hidup, ini adalah masalah besar.
Hubungan yang sehat harus diwarnai dengan diskusi-diskusi ringan tentang apa saja, bukan sekadar kehidupan sehari-hari. Misalnya obrolan tentang masa lalu, masa depan, tujuan hidup, keyakinan, hobi, pekerjaan, atau kepribadian masing-masing. Jika Anda merasa mampu berbagi cerita tanpa takut kritikan, bisa jadi dia adalah cinta sejati Anda.
Kepercayaan
Cinta sejati tidak akan lahir tanpa kepercayaan. Kejujuran yang tinggi bisa mempererat hubungan, namun Anda tidak dapat membangun di atas pondasi yang tidak mengandung kepercayaan dari awal.
Pengorbanan diri
Tanyakan kepada diri Anda apakah sudah cukup pengorbanan dirinya dan pengorbanan Anda sendiri. Flashback pada hal yang membuat hubungan Anda dan Dia terganggu secara emosional.
Apakah Anda berdua menempatkan orang lain saat mengatasi masalah dalam hubungan. Jika pengorbanan dirinya dan Anda hanya sedikit, mungkin itu bukanlah cinta sejati. Apa yang Anda miliki adalah hubungan yang dengan cepat bisa menjadi kodependen.
Perubahan dan Penerimaan
Cinta sejati meliputi kesediaan untuk mengubah diri demi pasangan. Apakah perubahan rencana masa depan, preferensi dekorasi interior, atau yang lainnya. Hal ini juga mencakup kemampuan untuk menerima dan perasaan aman untuk diterima .
Cinta sejati berarti bahwa Anda dapat melihat kesalahan pasangan Anda, tetapi Anda menerima mereka sebagai bagian dari hidup Anda. Anda tidak harus merasa bahwa Anda harus bertindak, bicara, berpakaian, berpikir atau merasa dengan cara tertentu agar dapat diterima menjadi orang yang dicintainya.
Menghormati
Saling menghormati tidak berarti selalu setuju satu sama lain, tetapi tidak berarti bahwa pada tingkat dasar Anda memperluas sopan dan toleransi satu sama lain bahkan di tengah-tengah perselisihan. Anda harus menghormati hak-hak masing-masing yang berbeda.
Dan, Anda harus menemukan cara untuk kompromi dan toleransi satu sama lain pada saat-saat, bahkan ketika Anda tidak merasa seperti memberikan jalan. Bahkan, ciri dari cinta sejati adalah bahwa Anda masih memilih untuk memperlakukan orang lain dengan hormat dan lembut, bahkan ketika Anda merasa sebaliknya.
Otonomi
Cinta sejati seharusnya membuat Anda lebih kuat, tidak terlalu bergantung padanya. Seseorang yang benar-benar mencintai Anda akan mendorong Anda untuk hidup, berpikir, bertindak, bernapas, mengejar impian dan menghadapi tantangan dengan dukungan penuh dan cinta di balik kehidupan Anda.
Kasih sayang
Kasih sayang penting dalam sebuah hubungan. Tak hanya dalam wujud fisik, tapi juga sentuhan lain yang romantis

Cinta Sejati

Cinta sejati
Apakah cinta sejati itu?
Tahukah kamu, apakah cinta sejati itu?
Cinta sejati bukanlah ingin memiliki
Cinta sejati bukan pula nafsu untuk menguasai
Apalagi memanfaatkan

Cinta sejati ialah kerelaan memberi, tanpa ingin dibalas
Cinta sejati itu berkorban, tanpa mengharap imbalan
Cinta sejati adalah menjaga, agar yang dicintai tetap dalam kebaikan
Cinta sejati itu tekad melindungi, menjaga, mengasihi, memberi, berkorban
Meski jiwa, maupun nyawa
Demi kemuliaannya

Dan di antara cinta sejati itu ... ada cinta yang menjadi penghulu segala cinta sejati
Sebuah cinta sejati yang benar-benar sejati
Cinta sejati yang hakiki
Apakah cinta yang hakiki itu?
Tahukah kamu apakah cinta yang hakiki itu?
Cintamu kepada Rabb-mu.

Kamis, 20 Januari 2011

Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok

(Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok)

Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok adalah sebagai berikut:
1. Adaptasi Proses adaptasi berjalan dengan baik bila: a) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru b) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika kelompok tersebut. c) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu.
2. Pencapaian tujuan Dalam hal ini setiap anggota mampu untuk  a) menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama b) membina dan memperluas pola  c) terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya.
Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi yang terjadi dalam kelompok. Dengan demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga tahap, antara lain  :
1. Tahap pra afiliasi Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua individu akan saling mengenal satu sama lain.Kemudian hubungan berkembang menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.
2. Tahap fungsional Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok Pada akhirnya akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.
3. Tahap disolusi Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.

Keunggulan dan Kelemahan dalam Kelompok

Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut..
1. Kelebihan Kelompok
  • Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain.
  • Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi
  • Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok.
2. Kekurangan Kelompok Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.

Jenis kelompok sosial

Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial serta ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.

Kelompok Primer

Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.

Kelompok Sekunder

Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan.Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.

Kelompok Formal

Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada.Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART. [1]

Kelompok Informal                                                                                          

Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati [1] Misalnya: kelompok arisan

Ciri-ciri kelompok sosial

 

atu kelompok dapat dinamakan kelompok sosial, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[1]
  1. Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain. (menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)
  2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain (akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)
  3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing.
  4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

    Pembentukan Kelompok

    Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan.Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.
    Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota). Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik)  Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.
    Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
  5. Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis.[1] Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik.[1] Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.[1]
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat.Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri untuk maju.
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.[1]
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efisien dan efektif.[1]
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.

Dinamika kelompok

Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami [1].
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok.

Fungsi- fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain [3]:

  1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
  2. Memudahkan pekerjaan.
  3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
  4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.

Rabu, 19 Januari 2011

DAMPAK- DAMPAK KEPUASAN KERJA

Dampak dari kepuasan kerja sebagai berikut :
1. Produktifitas atau kinerja (Unjuk Kerja)
Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja.
2. Ketidakhadiran dan Turn Over
Porter dan Steers mengatakan bahwa ketidakhadiran dan berhenti bekerja merupakan jenis jawaban yang secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih bersifat spontan sifatnya dan dengan demikian kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. Lain halnya dengan berhenti bekerja atau keluar dari pekerjaan, lebih besar kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. Menurut Robbins (1996) ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara. Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka.